Selasa, 01 Mei 2012

PENGERTIAN SUNGAI


Sungai dapat diartikan sebagai aliran air tawar dalam jumlah yag besar melalui suatu saluran alami menuju muaranya .
A.   Pembagian badan sungai
a)            Bagian hulu
1.     Berada didearah yang tinggi, misalnya gunung atau pegunungan.
2.    Aliran airnya sangat deras
3.    Tenaga erosinya sangat kuat kearah vertikel
4.     Kekuatan erosinya membuat palung berbentuk V.
5.    Terdapat air terjun.
6.     Terdapat batuan denagan ukuran yagn besar.
b)            Bagian tengah
1.       Aliran airnya tidak begitu deras, umumnya  begitu deras, umunya berada didaerah kaki pegunungaan hingga daerah dataran.
2.     Erosi dapat kearah vertikel dan horizontal
3.     Kekuatan erosinya membuat palung berupa berbentuk U.
4.    Tidak terdapat air terjun.
 c)            Bagian hilir
1.       Aliran airnya lambat dan tenang
2.     Erosi kearah horizontal
3.     Tidak terdapat  batuan yang berukuran besar
4.    Bentuk sungainya berkelok
5.     Dimuara sungainya banyak terdapat sedimen.


B.    Perkembangan sungai
a)   Sungai muda,  pabila sedang aktif sungai tersebut dapat melakukan pengikisan saluran makin dalam,
b)   Sungai dewasa, apabila sungai tersebut tidak mampu lagi mengikis saluran lebih dalam.
c)    Sungai tua, sungai tersebut mempunyai  daerah banjir yang luasm daerah meander yang lebar, dan lereng yang landai.

C.    Jenis sungai
1.       Berdasarkan sumber airnya
a.    Sungai mata air
b.    Sungai hujan
c.      Sungai gletser
d.    Sungai campuran
2.     Berdasarkan debit airnya
a.    Sungai permanen, debit airnya sepanjang tahunrelatif tetap. Contoh sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam dll.
b.    Sungai periodik, sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedang musim kemarau airnya kecil.
c.      Sungai episodik, sungai yang pada musim kemarau airnya kkering dan musim hujan airnya banyak.
d.    Sungai ephemeral, sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
3.     Berdasarkan asal kejadianya
a.    Sungai konsekuen, sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
b.    Sungai subsekuen atau strike valley, sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
c.      Sungai obsekuen, sungai yang aliran airnya berlawanan araj dengan sungai,
d.    Sungai resekuen, sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemringan lapisan batuan dan bermuara disungai subsekuen.
e.     Sungai insekuen, sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
4.    Berdasarkan struktur geologi wilayahnya
a.    Sungai anteseden, sungai yang tetap mempertahankannya arah alirannya meskipun terjadi pengangkatan yang melintang terhadap aliranya.
b.    Sungai superimposed, sungai yang mengalir pada lapisan sedimen atau dataran alluvial yang menutupi lapisan batuan di bawahnya,
D.   Pola aliran sungai
1.       Pola dendrintik, merupakan pola aliran sungai yang tidak teratur, mirip cabang atau akar tanaman.Terdapat di daerah batuan homogen tidak terdapat variasi jenis batuan  yang dapat mempengaruhi pola aliran sungai. Alirannya bergerak kesegala penjuru, anak sungai yang bermuara  disungai induk kebanyakan membentuk sudut lancip,
2.     Pola rectangular , merupakan pola aliran sungai berbentuk empat persegi panjang. Terdapat didaerah lembah, atau patahan besar dan setiap sungainya hampir bertemu. Pola aliran  sungai tipe ini membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90%.
3.     Pola trellis, merupakan pola aliran sungai berbentuk jaring-jaring. Sejajar dengan anak sungai yang mengalir dan bermuara disungai induk. Terdapat atau berkembang di daerah yang lapisan batuan bawahnya berupa lipatan yang tajam dan lerengnya curam.


4.    Pola radial, merupakan aliran sungai yang berbentuk jari-jari lingkaran. Terdapat di daerah gunung berbentuk kubah atau gunung berapi. Pola radial terbagi dua, radial sentripugal : menyebar meeninggalkan pusatnya,dan sentripetal: aliran yang menuju kealran pusatnya.
5.     Pola pinate, merupala aliran dimana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
6.    Pola annular, pola aliran trellis khusus yang dibentuk oleh sungai subsekuen dalam lapisan yang agak lemah pada bukit berbentuk kubah.